Perkembangan Janin Usia Kehamilan 36 Minggu
Wednesday, April 10, 2019
klinikabar.com, Perkembangan Janin Usia Kehamilan 36 Minggu - Mulai minggu ke-36 ini, pemeriksaan rutin dilakukan seminggu sekali. Ingat, begitu merasa lelah, segeralah beristirahat. Pada usia kehamilan 36 minggu ini, bayi harusnya sudah mencapai 2.500 gram. Tes kematangan paru-paru di minggu 36 kehamilan ini perlu dilakukan bila muncul keraguan akan taksiran usia kehamilan. Terutama pada pasien yang tidak ingat kapan menstruasi terakhir dan bagaimana pola/siklus haid-nya, atau pun pada bayi yang berukuran besar, namun ukuran tersebut ternyata tidak cocok dengan pertumbuhan usia kehamilan sebenarnya.
Kehamilan 36 Minggu
Mulai minggu ke 36 ini, pemeriksaan rutin akan di perketat menjadi seminggu sekali, yang bertujuan tidak lain untuk memperkecil risiko-risiko yang mungkin muncul mengingat penyebab terbanyak kematian ibu melahirkan (maternal mortality rate) di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, dan preeklampsia.
Baca Juga Gejala Dan Penyebab Preeklampsia
Dari ketiga faktor diatas tadi, yang bisa dicegah dengan pemeriksaan antenatal yang baik hanyalah preeklampsia. Diantaranya lewat pemantauan tekanan darah, kenaikan berat badan secara berlebih dan tidak lazim. Sementara kasus-kasus perdarahan dan infeksi bisa saja terjadi meski antenatalnya semula oke.
Waspada Gawat Janin Di Usia Kehamilan 36 Minggu
Apa itu Gawat Janin? Gawat janin adalah istilah yang digunakan pada bayi yang sudah cukup bulan untuk dilahirkan. Kendati harus diberi intervensi sesegera mungkin, jangan diartikan sebagai kegawatan antara hidup dan mati yang selalu harus berakhir dengan kematian.
Yang paling penting diingat, gawat janin bisa terjadi setiap saat pada siapapun. Dalam arti, tidak hanya pada ibu-ibu hamil yang masuk dalam risiko tinggi. Sebab, kehamilan yang awalnya normal, bukan tidak mungkin mengalami kegawatan pada akhir kehamilan.
Bisa saja perjalanannya sedemikian cepat, artinya pagi saat memeriksakan diri tidak apa-apa, namun malam harinya sudah gawat janin. Tentu saja ada beberapa perubahan yang mesti dicermati yang boleh jadi merupakan indikator adanya gawat janin.
3 Tanda Gawat Janin
1. Denyut jantung yang boleh dibilang merupakan indikator utama adanya gawat janin. Yakni bila denyut jantung janin kurang dari ukuran normal 120-160 kali per menit (dpm) yang bersifat teratur. Atau sebaliknya, terlalu cepat hingga mencapai kisaran 180-200 dpm bahkan lebih.
Pengukurannya sendiri dilakukan dengan CTG atau Kardiotokografi. Selain itu, gangguan irama jantung bayi juga bisa dijadikan indikator, jadi bila dengan doppler terdengar bunyi aneh yang tidak sesuai pola irama semestinya, bisa dipastikan ada gangguan transportasi oksigen dari ibu ke janin.
2. Air ketuban mengalami perubahan warna yang bisa dilihat dengan pemeriksaan amnioskopi. Semisal hijau pekat atau malah merah kecoklatan yang patut dicurigai sebagai petunjuk adanya gangguan pada kesejahteraan janin.
Sementara tingkat keparahannya bisa terbaca dari gradasi warna yang terbentuk. Semakin pekat dan keruh warnanya, kian besar pula ancaman pada janin. Bila berwarna hijau bisa jadi janin mengalami stres karena berkurangnya suplai oksigen. Kemungkinan lain lemahnya otot-otot pencernaan (traktus digestivus) termasuk otot anusnya, hingga bayi buang air besar (BAB) dalam rahim.
Padahal, bila mekonium atau kotoran ini tertelan bisa masuk ke paru-paru bayi. Akibatnya, bayi mengalami keracunan dan berujung pada kematian. Itu pertanda ada perdarahan, semisal karena ari-ari lepas (solusio plasenta). atau perdarahan karena sebab lain.
3. Gerakan janin, terutama bila dalam sehari kurang dari 10 gerakan atau malah tidak bergerak sama sekali. Begitu pula bila ada perubahan drastis menjadi sedemikian aktif. Jangan bangga dulu bahwa si kecil termasuk anak yang lincah yang kelak bisa diharapkan jadi jagoan! soalnya, perubahan gerak yang mendadak justru bisa diibaratkan dengan orang dewasa ketika nyaris tenggelam. Dia akan mengamuk sedemikian rupa karena mengalami sesak napas akibat kekurangan oksigen, sebelum akhirnya lemas, kemudian mati tenggelam. Sangat disarankan untuk mengamati gerak bayi sejak awal. Termasuk bagaimana ritme gerak-nya dan pola waktunya.
Penutup
Pada saat kehamilan 36 minggu ini, bayi semakin aktif, hiperaktivitas gerakan bayi karena ibunya yang terlalu aktif diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat. Tidak heran bila ibu hamil dianjurkan sudah mengambil cuti sebulan sebelum dilakukan persalinan. Dengan demikian diharapkan ibu tidak terlalu lelah, agar hal-hal yang tidak diharapkan tidak terjadi menjelang persalinan. Disamping itu, agar punya waktu mempersiapkan segala keperluan untuk bayi dan dirinya.
Agar tidak terlalu lelah di usia kehamilan 36 minggu ini, yang penting dengarkan irama tubuh anda, begitu tubuh terasa agak lemah atau capek, segera mengambil istirahat dan jangan pernah bilang "tanggung" karena pekerjaan belum selesai.