Model Pengasuhan Dan Mendidik Anak Di Era Milenial
Wednesday, March 13, 2019
Klinikabar.com, Model Pengasuhan Dan Mendidik Anak Di Era Milenial - Pertukaran informasi yang begitu cepat, tidak bersekat dan tanpa batas, mendukung perubahan gaya pengasuhan dan mendidik anak di era milenial. Pengasuhan mix and match antara meneruskan nilai-nilai tradisi yang dipadukan dengan pembaharuan. Menjadi orang tua di era milenial tentu memperbaharui gaya pengasuhan orangtua masa kini mengaduh anak dengan cara yang berbeda, jika dibandingkan dengan orangtua kita sendiri.
Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Milenial
Di era milenial ini, kita tidak lagi mengambil pola asuh yang dilakukan orang tua kita secara mentah-mentah dan menerapkannya pada anak kita. Kita melupakan pengasuhan gaya eklektik, campur baur antara cara orangtua kita dulu dan cara yang kekinian. Mix anda match antara meneruskan nilai-nilai tradisi yang diberi nafas pembaharuan.
Sebagai contoh, penggunaan jarit (kain batik panjang) untuk menggendong anak dengan teknik simpul jangkar atau slip knot. Sejak teknik ini populer via media sosial, banyak orang tua masa kini yang tidak malu lagi menggunakan jarik saat menggendong anak, dan gaya menggendong dengan jarik ini hits kembali.
Orang tua milenial lebih terbuka terhadap berbagai alternatif pola asuh yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan anak. Hasilnya, terciptalah kondisi keluarga yang relatif demokratis bagi anak. namun, penerapan pola asuh yang demokratis, orang tua juga perlu menyadari ada batasan-batasan sehingga orang tua tetap perlu bersikap tegas.
Penerapan pola asuh milenial biasanya akan membuat anak menjadi bingung ketika adanya perpaduan pola asuh dari generasi sebelumnya. Misalnya, ketika anak-anak dititipkan di rumah kakek dan neneknya karena orang tua keduanya bekerja atau sedang ada keperluan lain yang tidak mungkin mengajak anak. Untuk itu dibutuhkan kerjasama antara orangtua dan kakek serta nenek guna membuat batasan-batasan secara umum mengenai pola asuh yang akan diterapkan oleh orangtua pada anak.
Disisi lain, orangtua juga berperan untuk memberikan pengertian kepada anak bahwa memang ada aturan-aturan di dalam keluarga kecil yang bisa berbeda dengan aturan yang diterapkan oleh kakek dan neneknya untuk menghindari kebingungan pada anak.
Cara Menghargai Keinginan Anak
Sebagai orangtua, tentunya kita ingin lebih terlibat dengan anak dalam setiap aspek kehidupanya. Termasuk di dalamnya melibatkan anak saat pengambilan suatu keputusan tentang hari ini mau makan apa atau hari ini mau makan dimana. Sebagai orang tua, kita tidak lagi mendikte anak harus begini dan harus begitu, tetapi cenderung memberi ruang bagi anak untuk ikut berpendapat. Ketika mendampingi anak bermain pun, kita bukan orangtua yang selalu mengikuti anak kemana saja pergi, tetapi kita tetap berada di dekat anak-anak untuk memantaunya secara diam-diam, kita pun harus tahu apa saja aktivitas anak, tetapi dengan jarak tertentu.
Orang tua milenial meyakini, arti dari kebebasan memiliki peran yang sangat penting dalam pola asuh anak demi tercapainya beberapa tujuan. Diantaranya orang tua milenial ingin membuat anaknya lebih eksploratif terhadap lingkungan sehingga anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai karakter, sesuai bakat serta sesuai minatnya. Meski anda menghargai dan menuruti keinginannya, tapi kita harus memberikan syarat tertentu.
Misalnya, jika anak sudah memilih untuk les berenang, apa yang dia pilih, anak harus belajar bertanggung jawab atas pilihannya. Konsekuensinya, jika di tengah periode anak menjadi malas, anak tidak akan berhenti untuk tetap les berenang hingga periode les nya selesai. Tujuannya adalah untuk melatih anak supaya berpikir panjang dalam mengambil keputusan, tidak gegabah, dan bukan hanya sekedar ikut-ikutan teman mereka.
Pentingnya Rasa Empati Bagi Orang Tua Milenial
Generasi milenial memiliki kebanggaan akan kepercayaan akan arti kebebasan pada pola asuh anak dibandingkan para pendahulunya. Selain itu, tingkat toleransi orang tua milenial lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Pantas saja bila hasil dari polling yang dilakukan Time membuktikan bahwa orangtua milenial menginginkan anak-anak mereka bisa memiliki empati, pikiran yang terbuka, dan rasa keingintahuan yang tinggi.
Pikiran yang terbuka, rasa empati, penuh ingin tahu adalah ciri anak sehat, dan tidak lupa untuk selalu menstimulasi 3 hal tersebut pada anak. Take action not just theory juga harus selalu diterapkan pada anak, supaya anak tidak menghakimi suatu hal sebelum mencobanya sendiri dan tidak sok tahu. Dengan begitu anak juga menjadi mencoba hal-hal yang baru, mengingat kondisi dunia sekarang, rasa empati dan simpati itu sangat penting.
Cara Mengajari Anak Berbahagia Dengan Cara Berbeda
Hubungan antara anak dan orangtua, orang tua milenial lebih ingin menjadi sahabat bagi anak-anaknya. Orangtua manapun ingin anak-anaknya menghargai dan hormat padanya, bukan rasa takut. Hal ini pula yang membuat orangtua milenial khususnya para ibu yang berjuang dalam mengontrol emosinya dan batas kesabarannya, terutama bila anak terus mendorong "batas" tersebut.
Orang tua milenial menganggap dirinya lebih penyayang, erat, lebih terlibat dalam pengasuhan anak, dan menyenangkan dibandingkan orangtua pada zaman dulu. Inilah mengapa orang tua milenial punya cara menarik dalam bersenang-senang dan bahagia dengan anak-anak dan keluarga kecilnya. Biasanya orang tua milenial ingin memiliki hubungan persahabatan yang erat dengan anak, orangtua milenial lebih terbuka akan hal apa saja. Misalnya, menceritakan hal kesuksesan mereka, atau dengan bersenang-senang bersama anak saat berlibur bersama. Kerjasama tim antara ayah dan ibu harus diterapkan dengan baik. Pola asuh yang sesuai dengan visi misi akan berpengaruh pada cara merawat dan mengasuh anak yang dikerjakan oleh berdua.
Penutup
Selain yang telah dibahas di atas tentang model pengasuhan dan mendidik anak di era milenial, ciri lain dari orang tua milenial lainnya adalah, mereka bisa terganggu oleh penilaian negatif di komunitas atau lingkungan sekitarnya. Karena semakin banyak media sosial, orangtua pun semakin khawatir dalam mengontrol anak. Jadi usahakan menampilkan kesan yang baik dalam setiap postingan di media sosial karena itu sangat penting untuk dilakukan dalam mendukung model pengasuhan dan mendidik anak di era milenial.