6 Tanda Orang Tua Generasi Milenial
Thursday, March 14, 2019
klinikabar.com, 6 Tanda Orang Tua Generasi Milenial - Anda lahir tahun 1980 hingga 1995? Jika Ya, maka anda boleh berbangga karena termasuk golongan generasi Y, atau yang sering disebut sebagai generasi milenial. Kenapa harus bangga? Karena generasi milenial ini lah, yang memiliki populasi terbanyak di dunia saat ini menurut sensus di Amerika. Generasi milenial inilah yang sedang merajai dunia berkat kemampuan tatanan sosial, ekonomi, dan budaya.
Apa Tanda Orang Tua Generasi Milenial
Istilah generasi milenial sudah tertulis dalam buku Generations: The History of America's Future, yaitu mereka yang lahir antara 1982-2001. Generasi Y dikatakan berbeda dari generasi sebelumnya, termasuk soal gaya pengasuhan mereka ketika menjadi orang tua generasi alfa atau Gen-A (anak dari generasi milenial).
Istilah orang tua milenial atau dalam bahasa Inggris adalah Millenial parents mulai ramai dibicarakan ketika Time, majalah berita mingguan Amerika Serikat yang menjadi salah satu media paling berpengaruh di dunia, saat itu Time mengupas tuntas tentang pola asuh atau pola pengasuhan orang tua milenial di rubiik "Cover Story"-nya. Time juga mengatakan hasil pollingnya pada 2000 orang tua di Amerika Serikat yang memiliki anak berusia di bawah 18 tahun. Hasil polling tersebut dapat disimpulkan beberapa karakteristik pola pengasuhan milenial dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu generasi Baby Boomers (generasi yang lahir antara 1940-an - 1960-an) dan Generasi-X (generasi yang lahir antara tahun pertengahan 1960-1970-an).
Pada kenyataannya, orang tua milenial bukan hanya terpaku pada kalsifikasi tahun lahir (usia). Namun banyak pula orang tua dari generasi-X yang dapat dikatakan millenial parents . Paling tidak mereka yang membesarkan anak-anaknya di era milenial.
6 Tanda Orang Tua Generasi Milenial
1. Kemudahan Teknologi Di Era Milenial
Kemudahan teknologi membuat kita lebih sadar dengan setiap hal di sekeliling kita. Selain itu, pertemanan dengan "banyak orang" di dunia maya memudahkan kita mencari tahu hal-hal sekecil apapun, bahkan untuk hanya sekedar bertanya di suatu forum dunia maya tentang merek botol susu bayi mana yang nyaman untuk bayi sampai tentang review mengenai dokter anak terbaik di daerah sekitar.
Hal ini dapat berdampak positif maupun berdampak negatif. Terlalu banyak informasi terkadang membuat kita bingung, harus berpatokan pada yang mana? Hal apa saja dan hal mana saja yang lebih tepat dan lebih benar untuk dilakukan? inilah yang menyebabkan orang tua di era milenial menjadi dilema.
2. Peran Orang Tua Yang Seimbang Di Era Milenial
karena kita yakin bahwa suami dan istri harus sama-sama terlibat aktif dalam pengasuhan anak. Pekerjaan rumah tangga tidak lagi menjadi wilayah ibu saja, ayah pun bisa ikut serta di dalamnya. Bahkan kini semakin banyak para ayah yang sadar bahwa mereka harus "ada" untuk anaknya. Hal ini dipengaruhi oleh status ayah dan status ibu yang sama-sama bekerja di luar rumah.
Maka pembagian peran yang seimbang di rumah menjadi solusi untuk meluangkan waktu bersama anak. Istri mana yang tidak merasa bangga melihat suaminya dengan senang hati menggendong anaknya selama pergi ke luar rumah?
3. Kehidupan Yang Seimbang Antara Pekerjaan Dan Keluarga Itu Penting
Mengingat kedua orang tua yang bekerja, maka dalam membagi waktu antara pekerjaan dan anak menjadi prioritas. Pada hari kerja, kita cenderung lebih produktif di kantor supaya bisa pulang tepat waktu dan mengurus anak. Sementara di akhir pekan, jika sempat, kita lebih baik untuk mematikan handphone dan tidak mengecek e-mail, semua itu bertujuan untuk mendapatkan kualitas waktu bersama anak dan keluarga.
4. Mementingkan Kehidupan Sosial
Terutama di dunia maya, kita cenderung senang berbagi apapun di media sosial. Karena itu, kita pun memberikan perhatian lebih pada apa pun yang orang lain pikirkan tentang posting atau pengalaman pengasuhan kita di era milenial. Terkadang kita menjadi mempunyai kekhawatiran yang lebih terhadap penilaian orang pada cara kita mengasuh anak daripada memikirkan apakah pola asuh tersebut sudah tepat atau sudah benar belum!.
5. Era Milenial Yang Masih Bersinggungan Dengan Nilai Tradisional
Nilai tradisional yang dibawa dari orang tua kita, banyak nila-nilai yang ingin kita tetap teruskan dan kita tanamkan kepada anak kita. Bukan karena ingin terlihat old fashion, tetapi karena kita meyakini bahwa tradisi itu masih layak diturunkan secara turun temurun kepada anak kita, nilai-nilai budaya itu yang memberikan anak dasar pada budaya dan tanah kelahiran walaupun ia anak milenial.
6. Dapat meluangkan Waktu Untuk Diri Sendiri
Jika orang tua pada zaman dulu cenderung mendedikasikan seluruh waktunya untuk anak, maka tidak demikian dengan kita. Kita berusaha keras tetap bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri alias "me time". Menjadi orang tua untuk generasi milenial bukan berarti kita tidak memiliki waktu untuk memanjakan diri sendiri dari rutinitas dan aktivitas harian.
Bagi orang tua yang kesehariannya bekerja, perjalanan pergi ke kantor dan pulang dari kantor tempat kita bekerja, lalu pergi ke toko buku atau pergi ke salon, atau sekedar menikmati minum teh bersama sahabat di kafe favorit, itu telah menjadi ajang melepas penat dan kembali menjadi diri sendiri tanpa melupakan peran kita sebagai orang tua. Sementara bagi kita yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, menonton Tv, baca buku, atau mandi berendam bisa jadi me time berharga untuk mengisi waktu luang tenaga kita.
Penutup
Menjadi orang tua generasi milenial kita tetap harus mencari cara untuk tetap dapat mengawasi anak dengan pola asuh yang positif, dan tidak melupakan bagaimana anda meluangkan waktu untuk diri anda sendiri agar anda tetap selalu semangat dan berenergi dalam menjalani hidup. Kita sangat beruntung menjadi orang tua generasi milenial.