Otak Dan Pembelajaran
Monday, February 18, 2019
klinikabar.com, Otak dan pembelajaran - Accelerated Learning didasarkan pada cara orang belajar secara alamiah. Dalam penelitian otak modern, Accelerated Learning menemukan kiasan-kiasan tentang cara otak belajar, dan berusaha merancang lingkungan belajar efektif "berdasarkan-otak" yang menuruti penelitian tersebut.
Sistem Otak Dan Pembelajaran
Penelitian otak yang dilakukan dalam 25 tahun terakhir lebih banyak daripada dalam seluruh sejarah manusia digabung menjadi satu. Masih ada banyak hal yang masih belum (dan mungkin tidak akan pernah) kita ketahui mengenai otak. Namun apa yang akan kita temukan mengenai otak dan belajar benar-benar menantang banyak keyakinan da praktik pendidikan konvensional.
Accelerated Learning
Semua teori otak, tentu saja, terlalu menyederhanakan. Akan tetapi, teori-teori itu dapat menjadi kiasan yang bermanfaat untuk membantu kita memikirkan organisme otak yang rumit dengan cara yang praktis dan konkret. Ada banyak pandangan mengenai otak akhir-akhir ini, dan tidak satupun memberi kita gambaran yang menyeluruh. Namun, semuanya memberi sumbangan pada pemahaman yang lebih kaya tentang cara otak kita belajar. Pandangan-pandangan ini tidak terlalu bertentangan. tapi lebih pada saling melengkapi.
Inilah salah satu pandangan itu : Otak adalah sub kimiawi yang berkomunikasi melalui seluruh bagiannya, dengan membuat, menyebarkan, dan berhubungan dengan banyak raga, zat kimia.
Dan inilah pandangan lain : Otak adalah bagian dari suatu jaringan kabel listrik yang menyebar ke seluruh tubuh manusia dan terus-menerus mengirim dan menerima pesan. Jumlah kabel listrik itu luar biasa banyaknya. Otak sendiri memiliki lebih dari 100.000 mil kabel. Kable ini (yang disebut akson dan dendrit) mempunyai jutaan interaksi per detik dengan dirinya sendiri, dengan jaringan yang disebarkan keseluruh tubuh, dan dengan zat-zat kimia yang diangkut melalui aliran darah.
Pandangan Lainnya Tentang Otak : Otak adalah sekumpulan besar sel-sel otak individual yang membentuk beberapa subsistem, yang menyatu membentuk sistem lebih besar, yang pada gilirannya menyatu membentuk sistem yang lebih besar dan lebih rumit lagi, yang pada gilirannya menyatu untuk membentuk megasistem yang lebih besar lagi - semuanya interaktif dan semuanya saling berhubungan sepanjang waktu.
Pendapat Lain Tentang Otak : Otak itu seperti hologram yang semua bagiannya memuat keseluruhannya, dan "ingatan" disebarkan ke seluruh sistem total. Jika ada sesuatu yang benar-benar dipelajari, menurut teori ini, itu dipelajari oleh otak dan tubuh secara keseluruhan.
Otak atau tubuh adalah prosesor simultan, bukan sekuensial (tidak bekerja sendiri-sendiri). Otak dirancang untuk memproses korteks-korteks total atau menyeluruh, dan bukan satu hal tersendiri untuk suatu waktu.
Teori Otak Triune
Pendapat lain mengatakan bahwa otak yang sangat populer selama dua puluh tahun terakhir adalah teori Otak Triune ("triune" berarti "three in one"). Menurut Teori Triune ini, otak manusia mempunyai tiga bidang spesialisasi terpisah (meskipun saling berhubungan) : Otak Reptil, Sistem Limbik (Otak Tengah) dan Neokorteks.
Penelitian otak adalah ilmu yang berkembang pesat dan temuan-temuan baru telah mematahkan penelitian yang lama setiap hari. Maka jangan menerima penjelasan apapun tentang fungsi otak (termasuk penjelasan ini) sebagai mutlak benar. Memang ada kebenaran dalam teori otak triune, namun kebenaran ini tetap bermanfaat bagi kita untuk memahami cara belajar. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang hal-hal khusus dari ketiga aspek otak menurut Teori Otak Triune
3 Aspek Otak Dalam Teori Otak Triune
Neokorteks
Ini adalah topi otak, menutup dan melilit berupa zat berwarna kelabu yang merupakan 80-85% dari massa otak. Otak ini mempunyai banyak fungsi tingkat tinggi seperti berbahasa, berpikir abstrak, memecahkan masalah, merencanakan ke depan, dan bereaksi. Itulah yang membuat kita, manusia, itu unik.
Sistem Limbik
Sistem limbik ini adalah otak tengah yang memainkan peran besar dalam hubungan manusia dalam emosi. Ini adalah otak sosial dan emosional. Di otak ini juga terkandung sarana yang penting untuk ingatan jangka panjang.
Otak Reptil
Otak reptil ini adalah bagian otak yang paling sederhana (dinamakan demikian karena reptil memiliki otak seperti ini). Tugas utama otak reptil ini adalah mempertahankan diri (meskipun itu bukan satu-satunya bagian otak yang menjalankan tugas ini ).
Otak reptil ini menguasai fungsi-fungsi otomatis seperti degupan jantung dan sistem peredaran darah. Disinilah pusat perilaku naluriah dan repetitif yang cenderung mengikut contoh dan rutinitas secara membuta dan ritualitas. Otak reptil diyakini sebagai otak yang terlibat dalam perjuangan kekuasaan hierarkis. Otak reptil tahu cara menipu jika diperlukan demi kelangsungan hidupnya. Ini adalah otak hewan.
Otak Yang Saling Terkait
Gagasan otak triune merupakan penyederhanaan yang berlebihan. Ketiga otak ini saling terikat dalam satu organisme menyeluruh dan sering terlibat dalam tugas temannya dengan cara kompleks, rumit, dan menentukan. Maka yang paling baik bagi kita adalah memandang ketiga aspek otak ini bukan dari lokasi fisiknya, melainkan sebagai pusat kliring untuk fungsi-fungsi khusus.
Tidak satupun dari ketiga pusat kliring ini yang bekerja sendiri. semuanya mempunyai hubungan dengan pusat kliring lainnya untuk meminta bantuan guna menjalankan fungsi mereka. Sepanjang waktu di dalam otak terjadi pertukaran dan saling bantu yang berlangsung terus-menerus.
Apa Hubungan Otak Dengan Pembelajaran?
Banyak sekali hubungan otak dengan pembelajaran. Pembelajaran di Era industri cenderung menekankan fungsi Reptil : belajar menghafal, meniru, guru sebagai pusat kekuasaan, pembelajar sebagai pelayan yang patuh pasif, mengikuti rutin dan contoh yang ditetapkan oleh hierarki, sistem yang digerakkan oleh semangat mempertahankan diri (takut akan kegagalan), tanpa perhatian pada perasaan dan pada ikatan sosial di lingkungan pendidikan, tanpa usaha untuk mengajar murid cara bereaksi, memecahkan masalah dan berpikir sendiri. (Pemikiran mandiri yang terlalu dibebaskan untuk pembelajar, sesungguhnya, dianggap subversif dan pembangkangan).
Memanfaatkan Seluruh Otak Untuk Belajar
Sekarang ini kita harus memanfaatkan kekuatan seluruh pikiran dan seluruh diri kita untuk belajar (pikiran, tubuh, emosi, dan semua indra). Kita tahu bahwa memanfaatkan seluruh otak merupakan kunci untuk membuat belajar lebih cepat, lebih menarik, dan lebih efektif. Jika kita harus menjaga agar fungsi reptil tetap hidup dengan naluri pertahanan dirinya dan fungsi-fungsi otomatisnya. Kepatuhan pada contoh dan biasanya itu penting dan positif. Akan tetapi, kita memerlukan jauh lebih banyak daripada itu agar dapat hidup secara sempurna.
Disini kita harus melibatkan fungsi Limbik dalam belajar. Emosi, sebagaimana dibenarkan oleh penelitian dan akal sehat, berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. (Tidak ada satu pun yang dapat mempercepat pembelajaran daripada rasa gembira).
Perasaan negatif memperlambat belajar atau bahkan menghentikan sama sekali. Salah satu tujuan Tahap Persiapan Siklus Accelerated Learning adalah menciptakan perasaan positif sistem Limbik. Doronglah pembelajar untuk bekerja sama, bukannya bersaing, kata para peneliti, maka pembelajaran akan meningkat pesat.
Dan kita harus melatih sepenuhnya Fungsi Neokorteks otak jika ingin mengoptimalkan pembelajaran dan prestasi manusia. Kita melakukan ini dengan mengajar mereka cara berpikir sendiri, mengolah (bukan menyimpan) informasi, belajar, berkhayal, dan menciptakan makna serta nilai bagi diri mereka sendiri daro informasi dan pengalaman yang mereka dapatkan.
Mengapa Perasaan Itu Penting
Jika perasaan positif dan pembelajar berada dalam keadaan santai dan terbuka, mereka dapat "naik tingkat" ke area Neokorteks (otak belajar). Jika perasaan negatif dan pembelajar merasa tertekan, mereka cenderung "turun tingkat" ke otak reptil dengan tujuan bukan untuk belajar, melainkan untuk bertahan. Belajar jadi lambat atau bahkan belajar jadi terhenti.
Tubuh Adalah Pikiran Dan Pikiran Adalah Tubuh
Otak dan tubuh terkait dan tidak terpisah dengan berbagai cara. Gerakan tubuh manusia, misalnya, dapat meningkatkan fungsi otak seperti yang dikemukakan Carla Hannaford dalam bukunya, Smart Moves : Why Learning Is Not All in Your Head. Dan keadaan otak tertentu dapat berpengaruh besar pada tubuh anda.
Berpikir, belajar, dan mengikat, bagaimanapun juga tidak terbatas di kepala saja, tetapi tersebar ke seluruh tubuh. banyak berpikir, Belajar, membuat keputusan, misalnya, terjadi di tingkatan seluler dan molekuler seperti dikatakan Candice Pert dalam bukunya, The Molecules of Emotion.
Pendidikan tradisional telah memisahkan tubuh dan pikiran. Pendidikan tersebut menganggap belajar sebagai kerja "otak", sebagai suatu proses rasional dan verbal yang nyaris tidak ada hubunganya dengan seluruh perasaan dan indra.
Oleh karenanya, kita cenderung menciptakan lingkungan belajar yang memperingatkan anak (dan orang dewasa): "Duduk, jangan bergoyang-goyang dan diamlah saat anda belajar!" padahal, seharusnya kita berkata "Berdiri berputarlah kesana kemari, dan buatlah keributan saat kamu belajar!". Karena gerakan tubuh merangsang keluarnya zat-zat kimia yang penting bagi konstruksi jaringan saraf di otak, dan ini dapat membantu proses pembelajaran.
Beberapa waktu yang lalu, para peneliti menemukan bahwa fungsi-fungsi seperti berpikir dan gerakan tubuh terikat erat di dalam otak. Sebagai contoh, bagian Neokorteks yang mengatur pikiran dan pencahayaan masalah berada tepat di samping bagian Neokorteks yang mengontrol keterampilan motor yang baik di seluruh tubuh. bagi setiap orang berlaku pepatah bahwa " Jika tubuhmu tidak bergerak, otak tidak akan beranjak."
Tubuh dan pikiran bukan dua entitas yang terpisah, melainkan satu keseluruhan yang benar-benar terpadu. Dalam arti sesungguhnya, pikiran adalah tubuh, Dan tubuh adalah pikiran. Sistem saraf dan sistem peredaran darah mengikat mereka menjadi satu.
Behavior Dan Otak
Behaviorisme adalah psikologi akademis yang merajalela di Amerika Serikat hampir sepanjang abad ke-20. Oleh karena itu, paham ini berpengaruh besar pada pelatihan perusahaan. Menurut yang kita ketahui sekarang mengenai otak, jelas bahwa behaviorisme tidak pernah menjadi psikologi seluruh otak, tetapi psikologi otak Reptil semata.
Behaviorisme mempunyai wawasan mendalam pada aspek Reptil otak. Memang benar bahwa ada sebagian dari diri kita yang bersifat mekanis dan ritualistis, yang secara otomatis merespons berbagai rangsangan luar, yang dapat belajar cara memasukkan dan mengulang-ulang berbagai perilaku yang telah di program. Masalah behaviorisme adalah bahwa paham itu berlagak (sering secara dogmatis) seolah-olah membahas seluruh otak, padahal sesungguhnya hanya satu aspeknya.
Kita ini lebih dari sekedar fungsi mekanistis, reptilian, dan rangsangan atau respons semata. Akan tetapi, behaviorisme tidak menyinggung hal ini. Sedikit sekali yang dibahasnya tentang kecerdasan sosial dan emosional (sistem limbik), dan lebih sedikit lagi tentang pikiran kreatif dan inovatif (Neokorteks). Dan paham ini sama sekali tidak tertarik menyelami kearifan yang tersembunyi di dalam jiwa.
Akibatnya, kita semua tahu, menimpa pelatihan. Orang diajari beraksi dengan cara yang sudah baku, bukan cara berpikir di luar kotak. Pelatihan menjadi instalasi terprogram dari perilaku yang dapat dikontrol, di ulang-ulang, diramalkan, dan mekanis.
"Teknologi Prestasi" (cap baru behaviorisme) juga tidak lebih baik meskipun beberapa ahli teknologi prestasi menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka mulai menghargai segi sosial, spiritual, emosional, kreatif, dan sistemis dari pembelajaran, dan karenanya menjadi tidak terlalu mendikte (yaitu, behaviourists).
Kita sering mengacaukan sarana dengan tujuan, seperti yang terlihat dalam penggunaan istilah "sarana" prestasi yang menyilaukan. Prestasi adalah sarana, bukan tujuan itu sendiri. Prestasi adalah sarana yang menciptakan nilai tertentu. "Sarana" prestasi, karenanya, tidak perlu ditentukan secara dogmatis, tetapi da[at mengambil segala macam bentuk inovasi, yang sebagian besar diantaranya dapat diciptakan oleh para pembelajar sendiri.
Belajar Adalah Hidup, Memang benar bahwa sepanjang hidup kita adalah belajar, namun benar pula bahwa, dalam arti yang sesungguhnya, belajar adalah hidup. Banyak yang telah membuktikan bahwa yang terus belajar dan berkembang secara mental sepanjang hidup mereka jauh lebih kecil kemungkinan terserang penyakit alzheimer.
Otak dapat terus dapat menumbuhkan dendrit dan jaringan saraf hingga usia sangat lanjut jika dirangsang dengan tantangan-tantangan belajar yang baru, seperti dikemukakan oleh Cynthia Short dalam buku pelatihan otaknya untuk kalangan manula, Dendrites Are Forever. Rahasia awet muda tampaknya adalah olahraga, diet yang tepat dan belajar terus-menerus.
Baca Juga Apa Itu Total Mind Learning
Baca Juga Apa Itu Total Mind Learning