Kecerdasan Majemuk Berdasarkan Teori Howard Gardner
Thursday, February 28, 2019
klinikabar.com, Kecerdasan Majemuk Berdasarkan Teori Howard Gardner - Kecerdasan adalah ungkapan dari cara berpikir seseorang. Kecerdasan memiliki manfaat yang besar bagi manusia dalam pergaulan di masyarakat. Dengan kecerdasan yang tinggi seseorang akan mampu berkiprah dalam menciptakan hal-hal baru yang bersifat fenomenal.
Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Pada tahun 1983 Howard Gardner mengemukakan teori multiple intelligences, ada banyak cara belajar dan anak dapat menggunakan inteligensinya yang berbeda-beda untuk dapat mempelajari sebuah keterampilan atau konsep. Dengan teori tersebut dunia pendidikan seolah dituntut untuk dapat mengembangkan semua kecerdasan yang dimiliki anak didik baik melalui metode dan media pembelajaran yang multi kompleks.
Untuk dapat memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan multiple intelligence (kecerdasan majemuk) ada baiknya cermati ciri-ciri khas dari macam-macam kecerdasan yang dimiliki seseorang.
8 Ciri Dan Macam-Macam Kecerdasan
1. Kecerdasan Berbahasa
Anak yang berbakat dalam bidang bahasa dapat mengerti dan menggunakan bahasa dengan mudah. Mereka berpikir logis, analisis, berurutan dan hasil pekerjaannya menunjukkan hal tersebut. Mereka gemar membaca, menulis, mengingat informasi walaupun hal yang sepele, berbicara dan membuat kosa kata mereka sangat pandai mengeja.
Tidak ada rahasia dalam mengajar siswa yang mempunyai kekuatan kecerdasan berbahasa ini, mereka suka bersekolah dan sekolah sangat suka dengan anak dengan kecerdasan seperti ini.
2. Kecerdasan Matematis-Logis
Anak tipe ini menggunakan angka dan konsep matematik dengan mudah. Mereka memahami penjelasan abstrak dan sering tertarik pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mereka tertarik pada bagaimana benda dapat bekerja dan bergerak, mereka suka pada permainan, teka-teki, komputer.
Anak dengan kecerdasan matematis-logis ini dapat mengenali pola dan sering mempunyai cara yang tidak biasa dalam pemecahan masalah, walaupun mereka tidak dapat menjelaskan cara kerjanya. Banyak pemikiran yang baik yang ada di benak mereka. Untuk pembelajaran dari konkret ke abstrak, hubungkan yang abstrak ke dalam keseharian. Gunakan komputer untuk membantu belajar, cara visual dalam bentuk gambar.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Anak dengan tipe kecerdasan spasial-visual ini mengerti hubungan antara bentuk dan gambar dalam berbagai ruang atau bidang yang berbeda. Mereka dapat dengan mudah menggambarkan secara artistik atas apa yang mereka lihat. Mereka sangat terampil dalam membongkar dan memasang kembali barang-barang. Mereka akan mencoret-coret dan menggambar setiap waktu dan membuat gambar multi-dimensi.
Anak dengan kecerdasan spasial-visual senang dengan puzzle, khususnya puzzle yang tiga dimensi, kemungkinan mereka mahir dalam permainan papan catur misalnya. Mereka sangat menguasai arah dan mudah memahami peta. Anak dengan kekuatan dalam bidang ini memiliki potensi yang besar untuk sukses dalam penemuan teknologi.
Pertunjukkan video atau film atau presentasi secara visual lainnya, hal-hal yang diinginkan pada anak untuk mempelajari sesuatu hal; Gunakan cara visual dan bentuk gambar serta menggunakan perbedaan warna; Ilustrasikan apa yang dibicarakan dengan overhead atau gambarkan pada papan tulis; minta anak memvisualisasikan apa yang mereka pelajari.
Perkenankan mereka untuk membuat model (dari lego dan material lain 3 dimensi) untuk mendemonstrasikan hal yang mereka ketahui. Buat lingkungan menjadi berwarna dengan menggantungkan poster, ilustrasi dan label di sekitar dinding kelas. Bila mengerjakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) gunakan material yang konkret, adakan kunjungan ke tempat-tempat yang berkaitan dengan mata pelajaran.
4. Kecerdasan Ritmis-Musikal
Calon pemusik memahami teori musik dan dapat memainkan musik dengan rasa kadang tanpa instruksi formal. Sudah menjadi pembawaannya untuk selalu mendengar bunyi dan nada. Mereka mempunyai pemahaman yang sangat baik terhadap irama, mereka akan membuat ketukan setiap waktu dengan stik, pensil, kayu, atau apa saja. Mereka senang menyanyi, bersenandung sambil bekerja. Mereka mempunyai kemampuan untuk mengimprovisasikan atau membuat aransir untuk sepotong lagu.
5. Kecerdasan Kinestik-Tubuh
Pada budaya yang menghargai olahraga ini merupakan bentuk kecerdasan yang dapat diterima. Orang yang memiliki kecerdasan kinestik-tubuh dapat bergerak dengan anggun, kuat dan lentur. Mereka menikmati latihan badan dan menjaga fisiknya dengan baik. Mereka memiliki kesempatan untuk sering bergerak, dan biasanya mereka menyukai permainan yang menggunakan gerakan.
Anak dengan kecerdasan kinestik-tubuh ini sangat pandai dalam memanipulasi objek dan sangat baik dalam keterampilan. Mereka dapat menirukan gerak, tingkah laku maupun mimik orang lain. Mereka belajar dengan baik bila mereka dapat merasakan atau mempunyai pengalaman atasa apa yang mereka pelajari. Duduk dalam waktu lama sangat tidak nyaman buat mereka.
Untuk mengajar anak dengan kecerdasan kinestik-tubuh ini adalah dengan menggunakan drama, pantomim dan pembacaan cerita, puisi dan lain-lain. Buat beberapa tempat belajar di dalam kela dan perbolehkan siswa bergerak di antaranya, satukan pelajaran dengan musik atau anak dapat menyanyikan dalam bentuk lagu rap atau berirama.
Penggunaan cara Mnemonik; Mereka dapat menggunakan tubuhnya sebagai peta; Misalnya, mata sebagai kota Jakarta dan Bandung, Hidung sebagai Kota Cirebon dan seterusnya. Gunakan materi belajar yang dapat melibatkan mereka secara fisik.
6. Kecerdasan Interpersonal
Anak dengan memiliki kecerdasan interpersonal ini adalah pemimpin masa kini dan masa depan. Ia dapat bekerja sama dengan baik dengan banyak orang dan memimpin mereka, ia mudah mengerti dan menanggapi mood dan perasaan orang. Namun sangat disayangkan, terkadang bakat ini tidak digunakan dalam hal positif, banyak pemimpin gang (penjahat) yang memiliki kemampuan seperti ini.
Cara belajar untuk anak dengan tipe kecerdasan interpersonal ini adalah dengan cara memberikan kesempatan ia untuk memimpin, berikan beberapa variasi dalam tugas-tugas dan perbolehkan mereka untuk membuat pemecahan masalah yang unik. Anak tipe ini akan sangat berkembang dalam simulasi pelatihan dan dapat menjadi tutor atau mediator bagi teman-temannya.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Anak dengan kecerdasan intrapersonal ini memahami dirinya lebih baik dari orang lain. Mereka sangat termotivasi dengan tujuannya dan tidak terlalu peduli dengan apa yang orang lain pikir mengenai dirinya. Mereka dapat belajar dengan baik bila mereka dapat menghubungkan apa yang mereka ingin pelajari dengan apa yang telah ada dalam ingatannya.
Untuk mengajar anak dengan kecerdasan intrapersonal ini adalah dengan memberi ia kesempatan untuk menulis jurnal tentang topik favoritnya, yaitu dirinya sendiri. Bahkan ia bekerja sendiri (bukan team work). Mereka cenderung menolak kerjasama. Perbolehkan ia menentukan dan mencapai tujuannya dan bawa sedapat mungkin hal-hal yang diminati ke dalam kegiatan sekolah. Mereka dapat belajar dengan optimal bila mereka dapat memilih topik atau proyek sendiri.
8. Kecerdasan Natural
Anak dengan kecerdasan natural ini memiliki pengetahuan yang mengagumkan mengenai alam, seperti flora dan fauna, mempunyai kemampuan dan kepekaan bagaimana suatu benda dapat dimasukkan ke suatu kategori tersebut walaupun benda tersebut tidak termasuk dalam kategori benda alami.
Anak dengan kecerdasan natural senang akan ikan, kebun, memasak dan sangat teliti dalam mengamati apa yang ia perhatikan. Mereka mempunyai tanaman hidup dan binatang peliharaan. Perbolehkan mereka belajar botani dengan menanam tanaman di rumah. Karena mereka adalah pengamat yang baik. Minta mereka untuk mencatat hasil observasi dari binatang yang dipelihara. Mereka lebih suka membangun atau menggambar ekosistem daripada membaca hal tersebut, karena itu anak dengan kecerdasan natural itu harus diberikan beberapa pilihan.
Penutup
Menyimak ciri dan kecenderungan atas macam-macam kecerdasan seperti yang telah diuraikan diatas,maka pendekatan pembelajaran yang memungkinkan untuk mengembangkan semua kecerdasan itu adalah dengan memperhatikan unsur Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditoris (belajar dengan berbicara dan mendengar), Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), dan Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenungkan).
Baca Juga Cara Komunikasi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Baca Juga Cara Komunikasi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus