Aturan Penggunaan Obat Herbal Dan Obat Rumahan
Thursday, February 14, 2019
klinikabar.com, Aturan Main Obat Rumahan Dan Obat Herbal - Ramuan berbahan herbal seringkali manjur buat mengobati penyakit anak. Tapi hati-hati pada kondisi tertentu orangtua sebaiknya tidak hanya mengandalkan pengobatan rumahan.
Obat Herbal Dan Obat Rumahan
Saat anak demam, pilek, atau batuk, masih banyak orang tua menggunakan obat rumahan dari bahan-bahan alami yang disebut dengan obat herbal untuk menyembuhkan penyakit anak. "Minyak kayu putih yang dicampurkan dengan potongan bawang merah sering digunakan untuk menurunkan demam anak, sebelum tidur biasanya dibalurkan punggung dan perut anak. Efeknya, ketika bangun tidur demam anak menjadi turun bahkan suhu tubuhnya kembali normal". Itu salah satu contoh penggunaan obat herbal.
Obat herbal atau obat rumahan yang sebagian besar ramuannya diwariskan dari turun-temurun juga dipakai untuk menyembuhkan batuk pada anak, misalnya satu sendok teh madu menjelang tidur akan sangat ampuh meredakan batuk dan membantu anak tidur lebih nyenyak.
Obat Herbal atau obat rumahan, selain sederhana dan alamiah, pengobatan rumah ini memang dapat menghemat biaya, namun sebenarnya, meskipun dianggap penyakit ringan, tidak semua gangguan kesehatan dapat ditangani dengan obat herbal atau obat rumahan.
Sebenarnya, bolehkah orangtua mengobati anak di rumah? Kapan saatnya anak yang sakit dibawa ke dokter? Yang lebih penting, bagaimana kita tahu pengobatan yang aman itu?.
Kenali Kondisi Membahayakan Sebelum Pemberian Obat Herbal
Beberapa tahun lalu, pengobatan rumahan sempat menuai kontroversi akibat kejadian di Kanada. Sepasang suami dan istri diadili karena memilih merawat anak mereka yang sakit karena meningitis dengan pengobtana herbal ketimbang membawanya ke rumah sakit. Yang menyedihkan, si anak akhirnya meninggal dunia.
Ada juga kejadian, anak meninggal dunia karena tidak bisa bernapas setelah kepalanya ditutupi kantong plastik yang dimasukkan ramuan herbal untuk mengatasi kutu rambut. Selain itu juga, sempat ada peringatan dari pusat pengendalian racun di Tennesse, AS, setelah seorang anak dilaporkan mengalami keracunan akibat minyak esensial.
Kasus-kasus semacam itu menjadi peringatan bagi para orang tua untuk tidak selalu mengandalkan obat herbal atau obat rumahan, walau tidak semua pengobatan rumahan tidak membahayakan, karena ada pengobatan herbal yang dapat menangani keluhan kesehatan ringan. Jika orang tua merasa ingin melakukan pengobatan pertama sebelum dibawa ke dokter dan perawatan itu tidak membahayakan anak.
Namun, sebuah situasi dinilai mengkhawatirkan dan berbahaya ketika para orang tua memilih mencoba-coba pengobatan rumahan yang belum diketahui khasiatnya. Akibatnya pengobatan medis yang seharusnya dijalani jadi tertunda, hingga membuat penyakit anak semakin parah, dan membahayakan jiwa mereka.
Meski begitu, orang tua masih boleh mengobati anak di rumah dengan ramuan tradisional karena untungnya, kisah-kisah tragis diatas masih bisa dicegah dengan memberikan pemahaman yang tepat kepada orang tua tentang pengobatan rumahan.
Sebagai pembelajaran dari kasus meningitis diatas, bila orang tua menggunakan obat rumahan atau obat herbal, namun anak tidak kunjung sembuh atau kondisinya malah semakin parah setelah 1-2 hari, sebaiknya segera dibawa ke dokter atau ke rumah sakit. Selain itu juga, menggunakan obat herbal atau tidak, menutupi kepala anak dengan kantong plastik adalah kesalahan fatal, apalagi bila anak tidak diawasi secara terus-menerus.
Lalu, gejala kesehatan atau penyakit apa yang tergolong aman menggunakan obat herbal atau obat rumahan, setidaknya pada penanganan pertama?. Benjolan ringan di kepala akibat terbentur dan memar ringan ditubuh dapat ditangani dengan obat rumahan atau obat bebas di apotik tanpa bantuan dokter. Kondisi yang sama juga berlaku ketika anak alami demam,batuk, pilek dan masuk angin, dan bisa sembuh selama 48 jam.
Namun, bila kondisi makin parah, seperti demam tinggi yang berlangsung lebih dari 2 hari, mengigau terus-menerus, sesak napas, radang tenggorokan, muntah berlebihan, diare dan mulai muncul tanda dehidrasi, sebaiknya segera ditangani dokter untuk pengobatan lebih lanjut. Ingat keselamatan anak adalah prioritas utama orang tua!
Faktor Keamanan Dan Aturan Pakai Obat Herbal Atau Obat Rumahan
Resep obat tradisional memang kebanyakan di dasri pengalaman, yang kemudian dibagikan secara turun-temurun. Jadi, tidak seperti obat buatan pabrik yang dosis dan aturan pakainya telah diteliti melalui uji klinis. Meski bersifat alami, obat herbal tetap saja memiliki hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemberiannya kepada anak.
Karena obat herbal atau obat rumahan tidak memiliki aturan pakai dan dosis yang jelas seperti obat pabrik, sebaiknya obat alami digunakan sebagaimana nenek moyang pada zaman dulu menggunakannya. Misalnya, jika resep obat menggunakan bawang merah satu siung, ya gunakan hanya satu siung jangan berlebihan.
Atau anda dapat mengandalkan intuisi untuk pemberian obat herbal pada anak! dalam hal ini misalnya, untuk bayi cukup gunakan satu siung bawang merah yang dibalurkan ke tubuhnya. Sedangkan untuk anak-anak lebih besar, tambahkan menjadi dua siung. Begitu pun untuk obat yang diminum. Untuk ramuan yang menggunakan jahe atau menggunakan kunyit misalnya, cukup gunakan 1/2 atau 1 ruas jari.
Selain dosis dan aturan pakai, faktor keamanan obat tradisional ini juga bergantung pada cara pengolahannya. Perhatikan soal kebersihan saat meramu. Tanaman atau umbi yang akan digunakan sebaiknya dicuci dengan menggunakan air matang hingga bersih. Begitu juga dengan peralatan yang akan digunakan seperti panci untuk merebus, atau kain saringan. Tujuannya menghindari kotoran apapun yang bisa mengkontaminasi obat yang dibuat.
Bagaimana Efek Jika Obat Herbal Dikonsumsi Dengan Obat Dari Dokter
Aturan obat herbal dikonsumsi dengan obat dari resep dokter itu tergantung dari kandungan atau senyawa dalam tanaman. Penggunaan obat tradisional memang bisa sejalan dengan obat yang diresepkan dokter. namun anda harus berkonsultasi dengan dokter ketika akan menggunakan obat herbal yang diberikan bersamaan dengan obat dari dokter.
Jika obat herbal tersebut tidak berkontraindikasi dengan obat resep dokter, maka dokter akan mengizinkannya. Bukan hanya itu, dokter juga akan menyesuaikan jadwal antara pemberian obat tradisional dengan obat resep dokter.