Menyunat Bayi Dan Apa Bahayanya Menyunat Bayi
Sunday, January 13, 2019
klinikabar.com, Menyunat Bayi Dan Apa Bahayanya Menyunat Bayi - Perlukah seorang bayi laki-laki disunat atau tidak? jika tidak disunat, bagaimana kita sebagai orang tua merawat bayi yang penisnya telah disunat? sunat seperti telah menjadi hal umum yang kita kenal, dalam memotong kulit yang menutupi ujung atau kepala penis. Tujuan utama dari menyunat bayi adalah untuk menjaga kebersihan disamping mengandung nilai-nilai religi untuk orang yang beragama Islam dan Yahudi.
Menyunat Bayi Dan Apa Bahayanya Menyunat Bayi
Kulit katup kepala penis ini menghasilkan zat yang berwarna keputih-putihan seperti warna keju yang disebut smegma. smegma ini ditimbun di bagian alur yang menghubungkan kepala kemaluan dan batang kemaluan. Timbunan smegma yang tidak dibersihkan akan mudah menimbulkan infeksi, jika secara kebetulan ada kuman yang hinggap disitu dan kuman itu berkembang biak. untuk menjaga kebersihan alur ini setiap anda memandikan bayi anda harus membuka kulit ini dan membersihkan alurnya.
Jika kulit katup ini dibuang, maka tidak akan ada lagi smegma yang diproduksi. penyunatan yang dilakukan sewaktu bayi tidak akan memberikan efek psikologis apapun pada bayi di kemudian hari. Dan bayi memerlukan beberapa waktu lagi, setelah disunat untuk menyembuhkan lukanya.
Untuk melindungi luka dan menjaga agar tidak tergesek popok, maka anda harus memberikan Boorzuur ointment yang diulas tipis pada pelapis kain kasa steril yang berukuran sekitar 4x4 cm dan dibalutkan ke ujung penis bayi. Ointment ini akan menjaga agar kain kasa tetap ditempatnya, jika luka tergesek oleh popok mungkin anda akan menemukan sedikit darah di popok. Dan anda tidak perlu cemas dan takut jika menemukan darah pada popok bayi.
Untuk bayi yang tidak disunat, disini akan diberikan tips untuk membersihkan penis bayi, Caranya adalah : tarik kulit kemaluan bayi ke arah batang kemaluan pada waktu bayi dimandikan, lalu cuci alur ini dengan sangat hati-hati dan bersihkan semua zat yang terlihat seperti keju (smegma) yang anda dapatkan di dalam alur. Dan lakukan hal ini setiap hari ketika anda memandikan bayi.
Tindakan ini harus dilakukan dengan halus dan dengan hati-hati, karena dapat menimbulkan rasa sakit bagi bayi dan mungkin orang tua merasa takut melakukan hal itu, karena seringkali lubang dari kulit ini sangat kecil dalam bulan-bulan pertama bayi dalam kehidupannya, sehingga banyak orang tua yang merasa sulit mendorong kulit kemaluan ke belakang untuk membersihkan alur di kemaluan bayi.
Cara ini sebenarnya kurang baik, karena terlalu menstimulasi penis, cara lain adalah dengan dibiarkan dengan begitu saja dengan risiko penis bayi akan terkena infeksi pada suatu saat, tetapi risiko infeksi pada penis bayi cukup kecil jika dibandingkan dengan bayi laki-laki yang tidak disunat.
Bahaya Bayi Yang Di Sunat Setelah Bayi Tumbuh Menjadi Besar
Seperti yang telah kita ketahui, di bidang ilmu jiwa, para psikolog menemukan bahwa bayi yang berusia 3 - 6 tahun, pusat perhatian anak laki-laki adalah pada penisnya (dikenal sebagai Phallic Phase dalam ilmu jiwa).
Anak-anak yang berusia 3 -6 tahun ini akan sangat cemas, jika mereka membayangkan kemungkinan penisnya hilang atau terluka, kecemasan ini menyebabkan anak itu ingin melindungi penisnya selalu. Anak akan sering memegang penis untuk memastikan apakah benda itu masih ada ditempatnya atau tidak. Anak juga tertarik untuk memperhatikan dan mempermainkan penisnya, karena dalam usai ini seluruh pusat perhatian anak adalah pada penisnya. dapat dimengerti, jika anak ini disunat pada usia 3-6 tahun.
Anak akan merasa sangat ketakutan dan menderita, karena dianggapnya orang tua telah merampas haknya untuk berbahagia (karena penis merupakan pusat hidupnya). Ketakutan ini akan sangat membekas di dalam jiwa setiap anak dan akan berlangsung seumur hidupnya.
Penutup
Karena itu, dokter-dokter dan ahli ilmu jiwa lebih suka jika bayi disunat pada waktu masih kecil sekali, sehingga tidak menimbulkan efek psikologis yang berarti, atau dapat juga setelah anak melewati Phallic Phase ini, yaitu pada usia 7 tahun atau lebih.
Baca Juga Cara Mengatasi Fimosis Pada Anak Laki-laki
Baca Juga Cara Mengatasi Fimosis Pada Anak Laki-laki