Cara Kerja Obat Diuretik Dan 12 Golongan Obat Diuretik
Saturday, January 05, 2019
Obat Diuretik
klinikabar.com Definisi Diuretik - Diuretik adalah obat-obat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) akibat khasiat langsung pada ginjal.
Mekanisme Kerja Diuretik
kebanyakan diuretik bekerja dengan mengurangi ke absorbsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih diperbesar, demikian juga pengeluaran air diperbanyak. obat-obat diuretik bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi ditempat yang berlainan, yaitu :
1. Tubuli Proksimal
ditempat ini lebih kurang 70% dari ultrafiltrasi diserap kembali secara aktif, antara lain : glukosa. ureum, ion Na+ dan Cl-. diuretik Osmotik (mannitol, sorbitol, gliserol) bekerja ditempat ini dengan mengurangi reabsorpsi natrium dan air.
2. Lengkung Henle (Henle's loop).
disegmen ini lebih kurang 20% dari ion Cl diangkut secara aktif ke dalam sel tubulus dengan disusul secara pasif oleh ion Na+ tetapi tanpa air, sehingga filtrasi menjadi hipotonik. diuretik lengkung Henle (furosemide, bumetanide, dan etakrinat) bekerja terutama ditempat ini dengan merintangi transpor ion Cl-.
3. Tubuli Distal Bagian Depan
di ujung atas henle's loop yang terletak dalam kortek, Na+ diserap kembali secara aktif tanpa penarikan air, sehingga filtrat menjadi lebih cair dan hipotonik. saluretic (zat-zat thiazide, mefruside, dan klopamida) bekerja ditempat ini dengan merintangi reabsorbsi Na dan Cl.
4. Tubuli Distal Bagian Belakang
disini Na diserap kembali secara aktif dan berlangsung penukaran ino K, H, dan NH4. proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. zat-zat penghemat kalium (spironolakton, triamterene, dan amiloride) bekerja ditempat ini dengan mengurangi penukaran Na dan K, dengan demikian mengakibatkan retensi kalium.
4 Penggunaan Obat Diuretik
diuretik digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki pengeluaran air yang lebih banyak, yaitu pada keadaan ;
1. Udema : terdapat kelebihan cairan di jaringan, misalnya pada dekompensasi jantung setelah infark dimana peredaran darah tidak sempurna dan terjadi penimbunan cairan di paru-paru, atau pada busung perut (ascites) dimana cairan bertumpuk di rongga perut, serta pada penyakit ginjal.
2. Hipertensi : yaitu untuk mengurangi volume darah agar tekanan darah menurun, diuretik juga dapat memperkuat efek obat-obat hipertensi maka sering dikombinasikan pada obat hipertensi.
3. Diabetes insipidus (berkemih berlebihan tanpa adanya gula) : dimana secara paradoksal diuretik justru mengurangi polyurea.
4. Batu Ginjal : untuk membantu mengeluarkan endapan-endapan atau kristal-kristal dari ginjal dan saluran kemih.
12 Obatan Yang Termasuk Golongan Obat Diuretik Adalah :
1. Furosemid
merupakan diuretik kuat yang bekerja pada lengkung henle, sangat efektif untuk keadaan edema di otak dan paru-paru yang akut. mulai kerjanya cepat.
Dosis Pemberian Furosemida
Pemberian Secara Oral : sekali sehari @ : 40 - 80 mg pagi, pc
Pemberian Secara iv : sehari sekali @ : 20 - 40 mg (perlahan)
2. Asam Etakrinat :
merupakan diuretik kuat yang bekerja pada lengkung henle, dengan efek lebih cepat dan lama dari furosemid. tetapi karena efek sampingnya juga lebih kuat dari furosemide. maka jarang digunakan dibanding furosemid.
Dosis Pemberian Asam Etakrinat :
Pemberian Secara Oral : sekali sehari @ :50 mg pagi, pc
Pemberian Secara iv : sekali sehari @ : 50 mg (garam Na)
3. Hidroclorotiazida :
zat ini dikembangkan dari sulfonamide, bekerja terhadap bagian muka tubuli distal, efek diuretiknya sedang, lebih ringan dari diuretik lengkung.
Dosis Pemberian Hidroklorotiazid
Pemberian secara oral : 1-2 kali sehari @ : 25-100 mg.
4. Klortalidon
derivat sulfonamide ini mirip golongan thiazide, begitu pula daya diuretiknya lebih kurang sama.
Dosis Pemberian Klortalidon
Pemberian secara oral : sekali sehari @ : 25 - 50 mg atau 3 kali dalam seminggu.
5. Spironolakton :
bekerja sebagai penghemat kalium dengan daya diuretik relatif lemah sehingga sering dikombinasikan dengan diuretik lainnya untuk meningkatkan efeknya
Dosis Pemberian Spironolakton
Pemberian dengan cara oral : 1-2 kali sehari @ : 25 -50 selama makan, maksimal 200 mg per hari.
6. Triamteren
khasiat obat triamteren ini mirip dengan spironolakton, yaitu menghambat penukaran Na dengan K dan H dalam tubuli distal sehingga ekskresi Na meningkat tapi K menurun.
Dosis Pemberian Triamterene
pemberian secara oral : i - 2 kali sehari @ : 50 mg sesudah makan, maksimal 20
7. Amilorida
obat amilorida ini diturunkan dari triamteren dengan efek lebih kuat dari senyawa induknya sehingga lebih baik dari triamteren.
Dosis Pemberian Triamterene
Pemberian secara oral : 1-2 kali sehari @ : 5 mg, mak 20 mg.
8. Asetazolamid
obat acetazolamide ini diturunkan dari sulfonamide, dianggap sebagai diuretik modern pertama yang digunakan dalam pengobatan (1951). khasiat diuretiknya berdasarkan perintangan enzim karbonilanhidrase yang mendorong reaksi.
9. Glukosa
zat ini diperoleh dari hidrolida pati jagung (maizena) penggunaan terpenting adalah untuk menambah volume darah dan gizi sebagai makanan melalui darah. sebagai diuretik terutama digunakan pada edema otak, udema paru-paru dan lain-lain.
Dosis Pemberian Glukosa
pemberian glukosa adalah : - iv : 50 - 250 m (cairan 25% - 50%)
10 Sorbitol
sorbitol diperoleh dengan mereduksi glukosa dengan rasa manis lebih rendah dari glukosa. sorbitol digunakan sebagai pengganti gula untuk penderita kencing manis atau diabetes.
Dosis Pemberian Sorbitol
pemberian sorbitol adalah : - iv : 0,75 - 1,5 gr per kg Berat Badan dari larutan 40 - 50%.
11. Amonium Klorida
senyawa garam ini mempunyai daya diuretik lemah, di dalam hati dirubah menjadi ureum dan ion H sehingga dapat terjadi asidosis (kelebihan asam dalam darah)
Dosis Pemberian Amonium Klorida
dosis yang tepat dalam pemberian amonium klorida secara oral : 4-6 kali sehari @ : 2 gr, pada waktu makan.
12. Daun Kumis Kucing
diperoleh dari tumbuhan (orthosiphon stamineus), mengandung glikosida orthosiphon, minyak terbang dan kalium yang tinggi. daun kumis kucing ini dapat digunakan untuk penyakit saluran kemih dan batu ginjal
Dosis Pemberian Daun Kumis Kucing
pemberian daun kumis kucing secara oral : 2-3 kali sehari 150 ml (infus 5-10%).