5 Cara Mengatasi Dan Mengobati Tifus Yang Sudah Parah
Wednesday, December 05, 2018
klinikabar.com, Apa itu tifus dan bagaimana cara mengatasi tifus, Tifus adalah penyakit yang umum dialami masyarakat di seluruh dunia, karena kuman penyebabnya yang semakin resisten terhadap antibiotik membuat pengobatan tifus semakin lama dan semakin mahal. tifus sebaiknya jangan dianggap sepele, penyakit yang muncul karena kurang mempedulikan kebersihan ini bukan sekedar memicu diare, demam atau sakit kepala, bila infeksi Salmonella Typhi, kuman penyebab tifus, dibiarkan menyebar tanpa pengobatan, bakteri ini akan memicu terjadinya perdarahan dan perforasi usus (berlubang pada usus) disusul dengan ulserasi (luka hebat).
Bakteri salmonella sering ditemukan dalam makanan dan minuman siap saji yang kurang bersih, seperti membeli makanan di pinggir jalan yang banyak terkena debu, atau pada saat makan tanpa melakukan cuci tangan, itulah salah satu cara bakteri salmonella ini dikenal dengan sebutan tifus atau demam tifoid atau demam paratifoid atau paratifus.
Mengatasi Dan Mengobati Tifus
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih dari 16 juta orang diseluruh dunia terinfeksi demam tifoid dan paratifoid setiap tahunnya, dengan 500.000 sampai 600.000 kasus ini terbukti berakibat sangat fatal. Sering ada pertanyaan soal perbedaan istilah antara demam tifoid dan demam paratifoid. Perbedaan tersebut didasarkan pada jenis organisme bakterinya. Penyebab penyakit demam tifoid adalah Salmonella typhi, sedangkan demam paratifoid disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies salmonella enteritidis.
Cara Bakteri Salmonella Menyerang Manusia?
Salmonella menyerang manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan kotoran manusia, bakteri dapat bertahan hidup selama berhari-hari di air tanah, air kolam, atau air laut serta makanan laut seperti tiram yang dibekukan.
Tifus adalah penyakit sewaktu-waktu bisa kambuh, kambuh nya dapat terjadi bila kuman masih menetap dalam organ-organ tubuh dan berkembang dan berkesempatan untuk mereproduksi kembali. Menetapnya salmonella dalam tubuh manusia diistilahkan sebagai pembawa kuman atau carrier. Diagnosis sejak awal demam tifoid dan pemberian terapi yang tepat bermanfaat untuk mendapatkan hasil yang optimal serta dapat mencegah komplikasi.
Terdapat beberapa pemeriksan tambahan laboratorium untuk menegakkan diagnosis demam tifoid dan paratifoid selain pemeriksaan klinis. Pada daerah endemik pemeriksaan kultur darah merupakan gold standar metoda diagnostik untuk demam tifoid dan paratifoid.
Pemeriksaan lain adalah Tubex RTF dilakukan untuk mendeteksi antibodi igM terhadap antigen lipopolisakarida O9 yang sangat spesifik terhadap bakteri salmonella typhi. Terdeteksinya lgM menunjukan fase akut demam tifoid.
Pemeriksaan terbaru dengan typhidot dapat mendeteksi lgG dan lgM, terdeteksinya lgG dan lgM menunjukan demam tifoid akut pada fase pertengahan. Pemeriksaan ini dapat menggantikan widal namun tetap harus disertai gambar klinis sesuai kondisi penderita.
Cara Mengobati Tifus
Pengobatan tifus dan paratifus didasarkan pada tujuan untuk memutus hidup kuman, dokter akan memberikan beberapa pilihan antibiotik kepada pasien, namun, tingkat kekebalan arus resistensi bakteri semakin hari semakin baik dan semakin meningkat.
Semakin banyak kasus menunjukkan salmonella kebal terhadap satu jenis atau bahkan beberapa jenis sekaligus, akhirnya pengobatan tifoid menjadi sulit dan memerlukan biaya lebih mahal. Terdapat dua kategori resistensi antibiotik yaitu resisten terhadap antibiotik kelompok chloramphenicol, ampicillin, dan trimethoprim-sulfamethoxazole (kelompok MDR).
Dan kategori kedua adalah antibiotik Fluoroquinolone. antibiotik golongan Fluoroquinolone (ciprofloxacin, ofloxacin) merupakan terapi yang efektif untuk demam tifoid yang tidak disebabkan isolat tidak resisten terhadap Fluoroquinolone. Terapi ini menunjukan angka kesembuhan klinis 98%, waktu penurunan demam 4 hari dan angka kekambuhannya serta fecal carrier kurang dari 2%.
5 Tips Terhindar Atau Mencegah Tifus
- Terapkan pola dan gaya hidup bersih dengan tidak mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. pemberian vaksin sesuai kebutuhan merupakan cara terbaik.
- Jika ditemukan gejala muntah menetap, diare berat, perut mengeras dan terjadi penurunan kesadaran, segera ke Rumah sakit. umumnya pasien diminta bedrest selama 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.
- Saat terkena infeksi, aktivitas penderita dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien
- Untuk meminimalkan keluhan yang dialami oleh penderita, sebaiknya pemberian makanan diberikan secara bertahap, seperti bubur saring, bubur keras, kemudian pemberian makanan padat awal, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah lemak serta rendah selulosa (pantang mengkonsumsi sayuran dengan serat kasar). Diperlukan pula pemberian vitamin dan mineral yang cukup untuk pemulihan kondisi tubuh.
- Jalani gaya hidup sehat, olahraga yang cukup dan terukur, jaga kebersihan dan konsumsi air bersih 1-2 liter per hari dan yang lebih utama hindari stress.
Penutup
Berbagai studi telah dilakukan untuk menilai efektivitas fluoroquinolone. Yang saat ini telah diteliti dan memiliki efektivitas yang baik adalah levofloxacin. penanganan penyakit demam tifoid dan paratifoid dengan levofloxacin 500 mg dapat diberikan secara optimal satu kali sehari selama 7 hari.
Efikasi dan keamanan levofloxacin pada terapi demam tifoid dan paratifoid tanpa komplikasi. Kesimpulan dari beberapa studi saat ini adalah levofloxacin memiliki manfaat positif yang bermakna baik dalam hal waktu penurunan demam merupakan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan anti mikroba lainnya. Namun fluoroquinolone tidak diberikan pada anak-anak karena dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan kerusakan sendi. Itulah artikel tentang cara mengatasi dan mengobati tifus.
Baca Juga Manfaat Menangis Untuk Pengobatan Penyakit
Baca Juga Manfaat Menangis Untuk Pengobatan Penyakit