3 Obat Maag Terbaik Untuk Mengatasi Sakit Maag
Sunday, December 16, 2018
klinikabar.com, 3 Obat Maag Terbaik Untuk Mengatasi Sakit Maag - Orang dengan riwayat sakit maag dapat mengalami kesulitan dalam memilih obat sakit maag yang dapat membantu mengatasi dan mencegah gangguan pencernaan, asalkan dikonsumsi sesuai dengan indikasinya.
Obat maag banyak beredar di pasaran, dan masing-masing produk mengatakan bahwa ialah produk obat maag terbaik dan terpercaya untuk mengobati sakit maag secara cepat dan tuntas, namun jika anda tidak jeli membaca dan melihat komposisi yang terkandung dalam obat maag tersebutm dan jika anda tidak tau bagaimana indikasi yang terjadi jika anda mengkonsumsi obat maag yang salah, oleh karena itu, kami disini memberikan pilihan obat maag terbaik untuk mengatasi sakit maag.
Obat Maag Terbaik Mengatasi Sakit Maag Dengan Cepat
3 Obat Maag Terbaik Untuk Mengobati Sakit Maag
1. Antasida
antasida, mungkin ini obat maag yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi secara bebas, karena mempunyai kerja yang cepat, antasid sangat populer di kalangan masyarakat. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet kunyah yang biasanya berwarna hijau, atau dalam bentuk sirup kental berwarna putih seperti susu. Antasida berfungsi untuk mengurangi keasaman didalam lambung. karena asam lambung yang berlebih dapat menimbulkan kembung, perih dan rasa seperti terbakar di dada, apalagi jika ada luka di lambung atau di usus duabelas jari (duodenum).
Antasida bekerja dengan menetralkan asam di dalam lambung. dengan demikian, rasa terbakar di dada dan nyeri lambung dapat reda dengan segera. Namun, meski bekerja dengan cepat, efek antasida juga akan cepat menghilang, sehingga perlu diminum beberapa kali sehari jika asam lambung masih tinggi.
Ada beberapa jenis antasida, namun yang umum dijumpai biasanya mengandung aluminium hidroksida, magnesium karbonat, dan magnesium trisilikat, antasida juga sering dicampur dengan bahan lain, seperti simeticon (untuk meredakan kembung dan gejala buang angin) dan alginat (untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan). Antasida cocok untuk mengatasi gejala pencernaan yang ringan, agar bekerja dengan cepat dan maksimal, obat dalam bentuk tablet kunyah sebaiknya dikunyah sampai halus sebelum ditelan. obat dalam bentuk sirup juga perlu dikocok sampai merata sebelum dituang dn diminum sesuai dosis.
Antasid dalam bentuk sirup biasanya dapat bekerja lebih cepat, antasida dapat diminum 1 jam sebelum atau setelah makan, jika anda sibuk seharian hingga anda lupa makan, atau ingin minum minuman bersoda atau makan makanan pedas, ada baiknya antasida diminum sebelum makan untuk mencegah kambuh nyeri lambung. Apalagi jika gejala biasanya timbul segera setelah makan, antasida juga dapat dikonsumsi bila perut sudah mulai terasa sakit, jika nyeri dirasakan saat tidur di malam hari, antasida dapat diminum sebelum tidur tanpa harus makan terlebih dahulu.
Meski dijual dengan bebas, meminum antasida juga tidak bisa sembarangan dan harus mematuhi dosis yang dianjurkan, apalagi, obat yang terkandung dalam antasida dapat memberikan efek yang lain jika diminum dengan dosis yang berbeda.
Antasida tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh anak tanpa pemeriksaan dokter dan untuk orang dengan gangguan ginjal. obat ini juga dapat berinteraksi dengan obat lain yang sedang anda konsumsi. Efek samping yang dapat terjadi antara lain diare, sembelit, buang angin, keram perut, mula dan muntah. Antasida tidak disarankan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, jika gejala nyeri lambung tidak membaik, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter, untuk mengetahui penyebab sebenarnya, atau anda mungkin memerlukan tambahan obat lambung dari golongan lain.
2. Antagonis Reseptor H2
Antagonis reseptor H2 atau H2 blocker adalah obat yang bekerja menurunkan produksi asam lambung dengan menghambat histamine-2, yaitu zat yang memberikan sinyal kepada lambung untuk memproduksi asam. Obat ini di indikasikan untuk gangguan refluks gastroesofagus (membaliknya asam lambung ke kerongkongan), radang esofagus, dan tukak peptikum bersama dengan antibiotik, yang termasuk antagonis reseptor H2 antara lain cimetidine, famotidine, nizatidine, dan rantidine.
Antagonis reseptor H2 dapat diberikan dalam bentuk tablet dan suntikan, obat ini biasanya di konsumsi dua kali dalam sehari, yaitu di pagi dan sore untuk mengendalikan produksi asam lambung pada siang dan malam hari, obat ini juga dapat diberikan sekali sehari, yaitu pada malam hari sebelum tidur. Berbeda dengan antasida yang mengurangi asam lambung yang sudah ada, antagonis reseptor H2 mencegah agar produksi asam lambung tidak berlebihan, meski demikian, efeknya untuk mengatasi gejala yang sudah terjadi tidak lebih baik dari antasid.
Oleh karena itu, antagonis reseptor H2 dapat diberikan bersama dengan antasida, terutama pada kasus dimana antasida saja tidak cukup untuk mengatasi gejala asam lambung. apalagi antagonis reseptor H2 boleh diberikan dalam jangka panjang, lebih baik jika diperlukan, atau secara rutin, sewaktu-waktu saat gejala maag kambuh, meski demikian, lama kerja obat golongan cimetidine dapat menjadi lebih pendek jika diminum bersamaan dengan antasida.
3. Proton-Pump Inhibitor (PPI)
Proton-pump inhibitor atau dikenal dengan PPI, bekerja dengan mengurangi produksi asam lambung, yang termasuk PPI antara lain : Omeprazole, Esomeprazole, Lansoprazole, Rabeprazol, Pantoprazol, dan Dexlansoprazole. Obat-obat tersebut dapat meredakan gejala refluks, tukak peptik, dan mengobati kerongkongan yang luka akibat asam lambung yang membalik ke kerongkongan.
PPI sangat efektif untuk mencegah terjadinya gangguan lambung, obat ini juga sering diberikan dalam resep untuk mencegah berlebihnya produksi asam lambung akibat pengguanaan obat-obatan yang merangsang produksi asam lambung, seperti anti radang non-steroid.
Selain itu, pada kasus gangguan lambung yang disebabkan oleh kuman Helicobacter Pylori, juga digunakan bersama dengan antibiotik selama beberapa minggu untuk mencegah agar gangguan lambung tidak kambuh lagi.
PPI tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul, yang dapat diminum sekali sehari, yaitu 30 menit sebelum sarapan di pagi hari. PPI dapat diserap dengan cepat dan mulai bekerja dalam waktu 2-3 jam, namun jika digunakan untuk mengobati luka pada lambung atau usus duabelas jari mungkin diperlukan waktu yang lebih lama, umumnya, waktu yang diperlukan untuk berkurangnya gejala adalah 1-4 hari.
PPI dapat di minum setiap hari dan jarang menimbulkan efek samping, efek samping yang mungkin terjadi antara lain adalah nyeri kepala, diare, sembelit, mual dan gatal. penggunaan jangka panjang sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter, mengingat kemungkinan terjadinya infeksi dan patah tulang. PPi juga dapat berinteraksi dengan obat lain, seperti obat kejang, digoskin, pil kontrasepsi, dan obat penghencer darah (warfarin atau clopidorel).
Cara Memilih Obat Maag
Untuk mengatasi gejala-gejala maag yang ringan, gunakan antasid, antasid juga dapat di minum saat hendak makan makanan pedas atau minuman bersoda. Dan obat ini dapat dikonsumsi sewaktu-waktu saat gejala timbul, ini karena antasida dapat bekerja dengan segera, namun jika gejala gangguan lambung berlangsung lama, lebih baik berkonsultasi ke dokter. Jika gangguan berlangsung lama, mungkin anda dapat mempertimbangkan pemberian antagonis reseptor H2, obat ini dapat diberikan bersama dengan antasid, dengan jeda waktu pemberian sekitar 1-3 jam. dengan demikian, produksi asam lambung yang berkurang dan asam lambung yang tinggi akan dinetralkan.
Baca Juga Manfaat Dier Lambung Untuk Penderita Tukak Lambung
Baca Juga Manfaat Dier Lambung Untuk Penderita Tukak Lambung