Etnosejarah Situs Benteng Sabut Di Gunungkatun Tulangbawang - Lampung
Thursday, November 29, 2018
klinikabar.com, Etnosejarah Situs Benteng Sabut Di Gunung Katun Tulangbawang - Lampung, Penelitian di Benteng Sabut selain mendapatkan data arkeologi juga mendapatkan data cerita sejarah. Situs Benteng Sabut, menurut legenda didirikan oleh Minak Kemala Kota. Minak Kemala Kota selanjutnya menurunkan kekerabatan Gunungkatun Tanjungan.
Di Benteng Sabut Minak Kemala Kota mempunyai tiga keturunan yaitu Tuan Riou Nyembang Luih, Namo, dan Bulan. pada masa Minak Kemala Kota di Benteng Sabut, terjadi peristiwa konfrontasi dengan Bugis, ketika itu Bugis berkedudukan di Umbul Petay (Petou), sebelah timur Benteng Sabut. Dalam mengatasi peristiwa ini, Minak Kemala Kota mendapatkan bantuan dari Minak Trio Deso, yaitu suami putri Bulan dan Moyang Runjung suami dari Namo.
Silsilah Keturunan Minak Kemala Di Benteng Sabut
Anak Minak Kemala Kota yang bernama Tuan Riou Nyembang Luih menurunkan Minak Kemalo Puto, dan selanjutnya menurunkan Minak Sendang Belawan. Minak Sendang Belawan mempunyai lima keturunan, tiga laki-laki dan dua perempuan. Tiga putra laki-laki tersebut adalah Minak Riou Bacau, Minak Riou Mas, dan Minak Temenggung. menurut tradisi lisan, pada masa Minak Riou Bacau, datang di Tulangbawang, Tokoh bernama Minak Ratu Guruh Malay. Legenda mengenai lokasi di Bujung Malay. Minak Ratu Guruh Malay selanjutnya menurunkan kekerabatan Gunungkatun Malay.
Minak Ratu Guruh Malay menurunkan Minak Ratu Joyosurou dan Minak Kemala Adam Glr. Radin Cosingo Diro. Minak Joyosurou mempunyai keturunan Minak Ratu Junjungan, Junjungan Tegi Nyawou, dan Junjungan Rio Kembang. Minak Kemala Adam menurunkan Minak Muttah (Marentah) Dibumi.
Diceritakan Minak Muttah Dibumi mempunyai tujuh orang prajurit (Pejurit Piteu). Marwansyah Warganegara (1975) menyebutkan bahwa Pejurit Piteu tersebut adalah prajurit Majapahit yang menetap di Tulangbawang. Pada zaman Palembang diperintah oleh Adipati Aria Damar, banyak prajurit Majapahit yang dikirim ke Palembang untuk memerangi perompak Cina di sungai Musi.
Ketika para prajurit ini ditarik kembali ke Majapahit, sebagian memilih menetap di Tulangbawang (Benteng Sabut, Bujung Menggalou). Prajurit-prajurit ini tidak semuanya berasal dari Majapahit (Jawa Timur) tetapi sebagian berasal dari Melayu Lingga dan Banten. Keberadaan situs Benteng Sabut berhubungan dengan dua kekerabatan yaitu kekerabatan Gunungkatun Tanjungan dan Gunungkatun Malay. Kekerabatan Gunungkatun Tanjungan berhubungan dengan tokoh Minak Kemala Kota sebagai pendiri situs Benteng Sabut.
Minak Kemala Kota mempunyai tiga keturunan yaitu Tuan Riou Nyembang Luih, Namu dan Bulan. Namo menikah dengan Moyang Runjung. Pernikahan ini selanjutnya menurunkan tokoh-tokoh Marga Tegamoan yaitu Tuan Rio Mangkubumi yang berkedudukan di Pagerdewa, Tuan Rio Tengah yang berkedudukan di Meriksa (Menggala), dan Tuan Rio Sanaah yang berkedudukan di Panaragan.
Putri Minka Kemala Kota lainnya, bernama Bulan yang menikah dengan Minak Trio Deso menurunkan Minak Penatih Toho, selanjutnya menurunkan Minak Semelasem, dan selanjutnya menurunkan Minak Paduka. Hilman Hadikusuma menyebutkan bahwa istri Minak Semelasem adalah putri Minak Sutan dari Buay Bulan Udik. Perkawinan antara Minak Semelasem dengan putri Minak Sutan berlangsung sekitar tahun 1632.
Anak Minak Kemala Kota yang bernama Tuan Riou Nyembang Luih menurunkan Minak Kemalo Puto dan selanjutnya menurunkan Minak Sendang Belawan. Minak Sendang Belawan mempunyai lima keturunan yaitu tiga laki-laki dan dua perempuan, tiga putra laki-laki tersebut bernama Minak Riou Bacau, Minak Riou Mas dan Minak Temenggung. Minak Riou Bacau mempunyai tiga keturunan yaitu Kerio Singopati, Kerio Singou Jawou, dan Kerio Painggahan.
Kerio Singopati selanjutnya menurunkan Sutan Ratu Batin, selanjutnya menurunkan Minak Gusti Dulu. Minak Gusti Dulu selanjutnya menurunkan Sutan Anom, kemudian menurunkan Kapuk Batin, Kapuk Batin menurunkan Tuan Riou Nyembang Luwih, selanjutnya menurunkan Pangeran Kabat.
Pangeran Kabat mempunyai tiga keturunan yaitu Pangeran Iro Nato, Mangkubumi, dan Radin Inten. Pangeran Iro Nato mempunyai dua keturunan yaitu Pangiran Ratu Buay Bulan dan Pangiran Kemala Ratu. Pangiran Kemala Ratu menurunkan dua orang yaitu Raja Ratu Nawi dan Patah.
Kekerabatan Gunungkatun Malay berhubungan dengan tokoh Minal Ratu Guruh Malay, tradisi lisan masyarakat mengatakan bahwa tokoh ini merupakan pendatang. Minak Ratu Guruh Malay datang di Tulangbawang (Bujung Menggalou) pada masa Minak Rio Bacou. Minak Ratu Guruh Malay menurunkan Minak Ratu Joyosurou dan Minak Kemala Adam Glr Radin Cosingo Diro. Minak Ratu Joyosurou mempunyai keturunan Minak Ratu Junjungan, Junjungan Tegi Nyawou, dan Junjungan Rio Kambang.
Minak Kemala Adam menurunkan Minak Muttah (Marentah) Dibumi. diceritakan Minak Muttah Dibumi mempunyai tujuh orang prajurit. lima orang dari tujuh prajurit tersebut diketahui kedudukannya di Gunungkatun Maly, Prajurit Macak Padan berkedudukan di Karta, Prajurit Tegi Balang berkedudukan di Negeri Ujungkarang, Prajurit Ngelah Kelah berkedudukan di Sukadana, dan Prajurit Putinggelang berkedudukan di Panaragan. Dua prajurit yang lain yaitu Prajurit Tegi Nyawou dan Prajurit Mas Kecacap belum diketahui berkedudukan dimana.
Prajurit Putinggelang merupakan salah satu dari tujuh prajurit (pejurit Piteu) Majapahit yang menetap di Tulangbawang. Kedudukan Prajurit Putinggelang di Panaragan menurunkan Batin Harow dan Batin Bangek Ati. Batin Bangek Ati menurunkan tiga orang yaitu Cahaya Negara, Radin Saleh dan Ratu Pebarep Bumi.
Penutup
Selanjutnya Cahaya Nagara menurunkan Batin Bangek Ati. keturunan Batin Bangek Ati yang bernama Tuan Rio Bangek Ati mempunyai dua keturunan yaitu H, Husin dan Minak Raja Sebuai. Minak Raja Sebuai mempunyai dua orang anak yaitu Batin Mangku Negara dan Batin Bangek Ati. Sedangkan H. Husin juga mempunyai dua keturunan yaitu Radin Kapitan dan Batin Rujung, Batin Rujung menurunkan Nur Alam. Selanjutnya menurunkan Tuan Pangeran. Tuan Pangeran mempunyai dua orang anak yaitu Cikradin dan Nawawi Rujungan. Nawawi Rujungan mempunyai tiga keturunan, satu perempuan dan dua laki-laki, dua putra laki-laki tersebut adalah Khoiri Rujungan dan Iskandar.
Baca Juga Situs Benteng Sabut Dan Kekuasaan Majapahit
Baca Juga Situs Benteng Sabut Dan Kekuasaan Majapahit
Source : Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI)